Sleman - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPN 'Veteran' Yogyakarta (UPNV YK) terus mendorong hilirisasi produk penelitiannya. Ketua LPPM UPNV YK, Dr. Hendro Widjanarko, S.E, M.M mengatakan melalui hilirisasi produk penelitian bisa memberi manfaat bagi masyarakat.
LPPM UPNV YK sudah memiliki peta jalan terkait dengan penelitian. Dia menjelaskan tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) dikelompokkan menjadi level 1 sampai dengan 10. Untuk Teknologi Tepat Guna (TTG) yang masih di level 4,5,6 skalanya masih uji lab. Sedangkan yang sudah TKT 8,9 sudah siap untuk hilirisasi.
"Produk penelitian sudah digunakan oleh UMKM dan industri. Hilirisasi skalanya sudah tidak lab saja, tapi sudah diaplikasikan," kata Hendro.
Hedro mengatakan, LPPM memiliki berbagai jenis penelitian yang produknya sudah sampai hilir. UPNV YK sudah memiliki alat untuk membuat berbagai jenis pelet, seperti pelet untuk pupuk dan pelet untuk pakan lele.
"LPPM itu mengerjakan penelitian dan pengabdian dosen. Kami sudah punya roadmap dari penelitian. Sehingga LPPM sudah bisa memetakan dari setiap penelitian yang dilakukan."
Beberapa penelitian LPPM yang masih skala uji lab yakni sistem destilasi sampah plastik menjadi bahan bakar. Di mana sampah plastik diolah sebagai pengganti minyak tanah. UPNV YK, kata Henro, sudah punya alatnya.
UPNV YK juga membuat TTG tepung porang. Sehingga porang tidak hanya dijual mentah, namun diolah menjadi tepung. LPPM sudah punya alatnya, ditempatkan di salah satu desa binaan berlokasi di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
"Kami juga punya sebuah alat, saat ini masih tahap uji lab yakni mesin penghancur sampah. Dewasa ini masalah sampah sulit untuk diatasi. Bagaimana sampah yang tidak terpakai ini bisa dihilangkan."
Menurutnya mesin penghancur sampah ini masih akan terus dikembangkan. Karena proses penghancuran sampah akan melalui pembakaran. Masalah yang masih harus dipecahkan yakni membakar tanpa menghasilkan asap yang mengganggu lingkungan.
"Masih banyak penelitian-penelitian lain yang UPNV YK lakukan. Kami berharap para peneliti bisa terus mendorong penelitiannya sampai ke hilir. Misalnya kami juga punya alat ukur tingkat kekerasan beton, tingkat kekerasan batu, dan bahkan sudah paten," lanjutnya.